Selasa, 19 Januari 2010

Menerima kenyataan

Ternyata menerima kenyataan itu tak semudah diucapkan.....

Semakin aku memikirkannya semakin aku semakin gila...
Aku tak hendak memikirkannya, tapi pikiran itu datang sedndiri. apalagi melihat orang-orang bahagia di sekitarku. seolah-olah hanya aku yang tidak bahagia.

Aku nggak tahu kenapa jadi super duper melankolis begini...

Kenapa aku begitu bodoh selama ini menutup mata dan hati???
Mengharap Burung terbang di langit, punai di tangan di lepaskan....

Akhirnya 2 2 nggak apet.... So.....hurt!!!!!

Sabtu, 16 Januari 2010

10 Film Favorite q

1.While You Were Sleeping (1995).nggak bosen nonotn nih film, ada lucunya, harunya...n so pasti romantic...





2. Armageddon (1998)

om bruce...is the best...:)




3. Die Hard I,II,III,IV (Suer terkewr-kewer...gak bosan2 nonton nih film...ku dah nonton lebih dari 10 x...nggak bosen juga...)



disini om bruce dah nampak tuir..., but sure...tetap keren.........



4. Troy



5. ice age kocak abiz.....(Meski ada juga adegan mengharukan...)





6 Toy's Story (Ada lucu...ada mengharukan...terutama tentang persahabatan...........)






7. Ace Ventura...(Yuhhui siapa berani bilang ini ga lucu)








8. Mrs Doubtfire.....(Uh... funny mix with melow...)






9. The Mummy (Very Love this movie.................)





10. JUmanji & Zhatura.... (mirip...tapi beda... tapi 2 film ini yahud bgt bat gw...) Lucu + haru

Tidak Punya Waktu

Sering kali kita mentakan "Sori ku nggak punya waktu, atw, maaf lihat nanti ya kalau waktu ku ada....atw...Kalau aku punya waktu aku kerjakan deh.........

Tiap orang diberi waktu yang sama oleh sang pencipta 24 jam sehari...menurut penelitian 1/3 nya kita gunakan untuk tidur... so standardnya kita punya waktu produktif/beraktifitas tinggal 16 jam

kalau dipikir2 bukan kah 16 jam waktu yang cukup untuk melakukan banyak hal???
tapi pada kenyataannya kita sering sekali merasa kekurangan waktu.... Benarkah???

Sebenarnya persoalannya adalah, mungkin semua juga tahu..persoalannya ada pada cara kita mengatur waktu kita..

Faktor kebudayaan dan kepribadian kita juga turut menentukan bagaimana kita mengatur waktu kita

Kita tidak dapat membeli waktu, karena sang pencipta sudah meberikan jatah yang sama buat kita...
KIta juga tidak dapat mengulang waktu
tidak dapat meminjam waktu
atau bahkan menyewa waktu, atau bahkan menyimpan waktu..., mencuri waktu (meskipun adalah istilah mencuri waktu) karena waktu kita tetap 24 jam sehari...

untuk itu pergunakanlah waktu semaksimal mungkin, seefektif mungkin, sebijaksana mungkin..., agar hari2 kita benar2 berarti...pergunakanlah waktu yang ada...dan tentunya kita tidak menyia2kan waktu, dan dari bibir kita takkan pernah lagi terucap kata :Sori ku nggak punya waktu, atw, maaf lihat nanti ya kalau waktu ku ada....atw...Kalau aku punya waktu aku kerjakan deh.........

Mulailah kita belajar memanage waktu kita yang 16 jam...krena yang 8 sudah kita pakai untuk tidur, bisa saja anda kurangi..tapi jangan coba2 menambahi jam tidur anda...
Kita bukannya tidak punya waktu, kita yang terkadang tidak mau menyediakan waktu kita
Mulailah dari hal kecil...sediakan waktu untuk menyapa kawan,untuk berolahraga, sediakan waktu tentu saja untuk TUHAN, dan tentu saja sediakan waktu untuk bekerja...


Keep spirit
keep fight
Peace....!

KETIKA ENGKAU TERSENYUM part I

“Pagi anak-anak manis?” Bu Anita masuk dan menyapa kelas.
“Anak-anak manis, emang kita anak kucing?” Desis Shanty.
“I…, kamu mulai kayak Dedek deh, suka ngomel sendiri.” Bisik Chiana.
“Eh ia, mana tuh anak, kok nggak kelihatan batang hidungnya?” Tanya Santhy menoleh ke belakang. Vici sebangku Aridea mengangkat bahu.
“Pasti tuh anak telat deh! Atau Jangan-jangan dia pikir ini masih libur.” Bisik Lovina yang duduk di belakang Vici.
“Chiana, Vici, Shanty, Lovina, ada apa dengan kalian?” Tegur Bu Anita melihat keempatnya kasak-kusuk.
“Nggak kenapa-napa Bu.” Jawab Vici.
“Nggak kenapa-napa, tapi kok…, eh ya mana Aridea?”
“Nggak tahu Bu!” Jawab Vici.
“Hari pertama sekolah, sudah terlambat! Dia tidak biasanya begini!”
“Sebenarnya Bu, Aridea sudah pindah Bu.” Denis ketua kelas mereka menjawab.
“What?” Serentak Chiana, Vici, Shanty dan Lovina menoleh pada Denis.
“Denis, coba jelaskan?”
“Kata Pak Leo, Aridea pindah ke Jayapura.”
“Jayapura?!” Seru Vici
“Oh begitu. M…, sayang ya, padahal dia salah satu favorit saya. Tapi ya sudahlah. Oh bagaimana liburan kalian?”
“I..h, gila ya, tuh anak pindah ke Jayapura?”
“Kok gak bilang sih?”
“Memang kuntilanak dia?”
“Ia nyebelin banget!”
“Chiana, Vici, Shanty, Lovina! Selalu saja!”
Keempatnya terdiam mendengar bentakan bu Anita.
“Denis!” Panggil Lovina saat istirahat.
“Apa?”
“Jutek banget sih? Eh, kapan pak Leo bilang kalau Ari pindah?”
“Katanya sahabat? Kok gak tau sahabatnya pindah?”
“Kita nanya! Jawab yang bagus dong, jangan kita tanya a, kamu Jawab Y!” Kesal Vici.
“Udah nanya, bentak-bentak lagi.”
“E..h, ya udah, kalau kamu gak mau jawab. Kamu kan yang diluan sewot.” Lerai Santhy.
“Sahabat apaan sih kalian?” Denis berlalu.
Vici mengangkat kepalan tinju ke arah Denis. “Dasar setan jutek!”
“Kayaknya liburan buat dia tambah jutek.” Komentar Lovina.
“Kebelakang yuk.” Ajak Chiana.
“Ngapain?” Tanya Vici.
“Aku bawa HP, kita telepon dia. Yuk!”
Keempatnya menuju belakang sekolah.
“I…h nyebelin, nggak diangkat!”
“Barangkali sekolahnya yang sekarang juga gak bolehin murid bawa HP.” Ujar Vici.
“Ia, mungkin juga, SMS aja deh.” Ucap Shanty.
“Tuh anak benar-benar keterlaluan, masa pindah gak bilang-bilang?” Gerutu Chiana sambil mengetik SMS.
“Siapa yang keterlaluan?”
Ketiganya menoleh kaget.”
“E…h bu Siska, ini bu, Lovina, masa dia…”
“Apa yang kamu sembunyikan itu?” Bu Siska memotong ucapan Chiana.
“Bukan apa-apa kok Bu.”
“Chiana!”
Chiana menggaruk kepalanya dengan tangan kanan, lalu kemudian mengulurkan HPnya yang segera diraih bu Siska.
“Ponsel siapa nih?”
“Saya Bu.”
“Kalian ngapain disini? Kalian mau menelepon siapa? Pacar-pacar kalian?”
“Bukan Bu, kita…” Vici menggaruk-garuk lehernya.
“Beneran bu, kita bukan nelpon pacar kita. Kita cuma mencoba menghubungi Aridea.” Jelas Shanty.
“Ibu bisa lihat panggilan terakhir.” Tambah Lovina.
“Hm…, ikut saya.”
Ke empatnya menarik nafas panjang kemudian dengan lunglai mengikuti bu Siska. namun keempatnya masih sempat melihat bayangan Denis menjauh. Keempatnya memaki Denis dalam hati

To be continue.......